Me-logika-kan "Rasa"



Berkali-kali ku yakinkan pada hati, kamu adalah lelaki asing yang ku kenal dipersimpangan. Lebih dalam lagi ku yakinkan bahwa lewat kamu aku belajar ikhlas, lebih memahami bagaimana rasanya hati yang menaruh harapan pada orang yang salah dan harapan itu terpaksa diambil kembali karena ALLAH tidak berkehendak lewat dirimu yang tidak mengingingkan.

Ku coba logika lagi, beberapa rasa dihati ini, dengan memberi penjelasan-penjelasan yang masuk akal. Kamu bukan tidak menghargai rasa yang aku miliki, hanya saja ini mungkin masalah selera. Kamu yang secara tidak kusadari impression secara pelan-pelan dan semakin dalam, kemudian pergi adalah orang yang kebetulan memiliki mimpi yang berbeda dan ingin meraihnya dengan orang yang berbeda.  Seperti yang ku katakan berulang kali, aku tidak ahli dalam hal kepenulisan. Silahkan mencari orang lain yang bisa bersama mewujudkan karya besarmu itu. Aku hanya aku, yang hanya bisa menikmati tulisan.  

Bahhkan hadir pertamamu, tak terbesit apapun sebelumnya dan sekarang kamu (benar-benar)  pergi. Beberapa kali ku ingat kamu yang dikelilingi orang-orang baik disekitarmu, bukankah kemudian tidak menjadi hal kalau aku yang juga asing denganmu tidak ada disana, karena pada akhirnya bukankah kita sama-sama asing ?.

Apapun bentuknya, rasa dan logika yang mulai kucoba bangun (lagi), aku mengerti satu hal, bahwa ; “to be too choosen one” and “choose some one” , bukanlah hal candaan, yang selama ini sering tidak ku tanggapi dengan serius.

Terinspirasi dari novel ‘Sabtu Bersama Bapak”, kemudian aku sadar atas satu hal bahwa jatuh cinta kemudian patah hati adalah tanggung jawab masing-masing setiap individu, tidak ada salahmu disini, bukan salah kamu yang pernah secara perlahan-lahan masuk ke hati dan kemudian pergi, karena itu tanggung jawab diriku untuk kemudian bangkit dan ikhlas bahwa kamu bukan jalanku.


::: Mimosa Pudica :::

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS REMEDIAL MANDIRI KIMIA KD 3.5 - 3.7 KELAS X TAHUN 2019